[Review] DIR EN GREY - ARCHE

Yosh, uda lama rasanya tak menulis di blog. Kali ini, ada sebuah review singkat mengenai album yang diluncurkan DIR EN GREY di akhir tahun 2014 dengan titel ARCHE , yang bisa diartikan juga sebagai Origin. Apakah album ini akan membawa kita ke masa-masa awal Diru ? Ataukah membawa kita kembali ke masa-masa pertengahan mereka saat mereka mulai memasuki ranah metal ?

http://cdn.bloody-disgusting.com/wp-content/uploads/2014/12/direngreyarchecover.jpg 


Tak usahlah kita perkenalkan lagi band yang satu ini Untuk para penggemar musik jepang, khususnya di ranah metal dan visual kei, band ini salah satu yang punya popularitas. Tak hanya di Jepang sbeenarnya, band ini juga terkenal di negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan negara-negara barat lainnya. Yosh, langsung kita mulai reviewnya :D Oh iya, lagu-lagu yang ku review hanyalah lagu-lagu yang sering kudengar di album ini, jadi jika ada beberapa lagu yang tak ku review harap maklum.

Track 1 dibuka oleh sebuah lagu yang tak biasa dari DIR EN GREY, Un Deux. Lagu ini entah kenapa membuatku teringat dengan nuansa GazettE. Jarang-jarang kita bisa mendengarkan lagu diru semodel ini sekarang, dengan tempo yang sedikit cepat, tanpa growl ataupun scream dari Kyo. Permainan gitar dari Kaoru dan Die membuat lagu ini menarik untuk didengar. Dan sekali lagi, di lagu ini tak ada suara "aneh-aneh" seperti growl maupun Scream. Kita bisa mendengarkan Kyo menyanyi dengan suara cleannya dengan dinamis. Track pembuka yang ok menurutku.

Track 2 ada Soshaku. Sebuah lagu Ballad. Disinipun masih didominasi dengan clean vocal dari Kyo meskipun dia sekali mengeluarkan growlnya. Permainan melodi gitar di lagu ini lebih nendang dibanding track pertama. Lagu yang cukup oke meskipun entah mengapa kurang memberikan kesan bagiku.

Track 3, salah satu my favourite song di album ini, Uroko. Dari awal sudah ketahuan kalau lagu ini bakal greget. Temponya random , ciri khas diru era sekarang. Namun entah mengapa sangat easy listening dibanding lagu-lagu diru lainnya yang bertempo random. Disini, Kyo beberapa kali scream dan growl walaupun gak terlalu agresif. Bagian paling menarik dari lagu ini menurutku adalah solo gitar dari Kaoru dan Die. Maut dah. Pukulan dari Shinya juga enak didengar. Sesekali cepat, kemudian melambat, dan cepat lagi. Great job, Diru.

Track 4, Phenomenon. Sangat langka mendengar lagu-lagu diru dimana Kyo menyanyi dengan santai seperti dilagu ini. Temponya jauh lebih lambat dibanding tiga lagu diatas. Ada sedikit perasaan sunyi saat mendengar lagu ini awalnya. Banyak yang bilang lagu ini adalah style baru dari Diru. Lagu yang sangat indah ini ditutup pula dengan indah. Permainan aransemen dari Kaoru, Die, Toshiya, dan Shinya di bagian akhir lagu benar-benar membuatku terpesona. Sangat indah. Benar-benar lagu yang indah (lupakan kata terakhir ini)

Track 5, Cause of Fickleness. Sebuah lagu yang berasa nostalgia, terutama diru diera Withering to death. Sangat bersemangat. Nuansanya sedikit mengingatkanku dengan Machiavelism. Disini, Kyo menampilkan berbagai macam teknik nyanyinya, mulai dari falsetto, growl, scream, dan lainnya. Nikmatilah lagu ini , lagipula Kapan lagi kalian para penggemar diru di era withering to death akan mendapatkan lagu-lagu diru semodel ini. Hehe (just kidding)
 
Track 6, Memunculkan sebuah ballad yang juga sangat indah, Tousei. Mendengarkan lagu ini berkali-kali takkan membuatmu bosan. Vokal Kyo begitu menyatu dengan musik yang diaransemen dengan apik oleh Kaoru, Die, Toshiya, dan Shinya. Tak ada solo gitar dilagu ini. Jujur aku tak menyangka diru bisa membuat lagu ballad model begini. Nuansa vkei-nya menurutku begitu kental dilagu ini. Lagu ini bisa menjadi penenang dikala kita memikirkan hal-hal yang berat. Dan ada yang unik dari lagu ini, aku penasaran di sebuah momen (menit 03:50 s/d 03:55) .... apakah itu bunyi gamelan atau alat musik tradisional jepang ?

Track 7, sebuah lagu dari single yang sudah dirilis sebelumnya, Rinkaku. No comment untuk lagu ini. Dibandingkan lagu yang lain, lagu ini bisa dibilang adalah masterpiece di album ini. Sangat berkelas. Wajib dengar bahkan bagi yang tak pernah mendengar nama DIR EN GREY sekalipun.

Track 8, sebuah lagu yang sangat menarik dari diru, Chain Repulsion. Tempo cepat, namun didominasi oleh clean vocal dari Kyo. Irama lagu ini juga amat menarik, dan nuansanya lagi-lagi membuatku sedikit bernostalgia. Sebelumnya aku terkecoh dengan durasi singkatnya, mengingat diru yang sekarang jika memasang durasi segitu biasanya lagunya cenderung banyak scream dan growl. Great song by diru meski hanya 2 menitan.

Langsung ke track 13, satu lagi lagu single yang dibawa ke album ini Sustain the Untruth. Lagu yang sangat easy listening. Meskipun ada bagian scream dan growlnya, namun secara keseluruhan lagu ini sangat menarik untuk didengar. Toshiya cukup mendominasi lagu ini dengan permainan bassnya.

Track 14, ballad terindah di album ini Kukoku no Kyouon. Petikan gitar akustik dari Die (maybe) sangat indah, apalagi suara Kyo benar-benar maksimal dilagu ini. Aku tak tau harus berkomentar apalagi untuk lagu ini. Amazing ballad for me by diru.

Track 15, sebuah lagu ngamuk dari diru The Inferno. Lagu ini membuatku kecewa, terutama dengan cara Kyo membawakannya. Terkesan hati-hati dan kurang sangar. Permainan musiknya juga membosankan menurutku. Sebuah lagu yang tak mengesankan bagiku.

Track 16, lagu terdahsyat di album ini Revelation of Mankind. Lagu ini sangat cepat dan disini Kyo menggila dengan yelling dan screamnya. Aku sangat menyukai permainan gitar di lagu ini. Salah satu yang terbaik yang pernah kudengar dari diru. Chorusnya sangat inspirasional, menyejukkan hati menurutku. Untuk ukuran lagu penutup, menurutku cukup aneh karena lagu ini bisa saja ditempatkan ditengah-tengah atau malah diawal album. Namun, itu tak mengurangi rasa sukaku untuk lagu ini. Cadas namun disisi lain, Beautiful.


Yap, itulah sedikit review dariku. Lagu-lagu di album ini beberapa diantaranya merupakan representasi dari karya-karya sebelumnya diru, ada yang dari Withering to death bahkan nuansa Gauze sedikit-sedikit juga ada. Perpaduan nuansa lama dan baru dari diru menghasilkan koneksi yang menarik, nuansa baru dari diru yang lebih bisa diterima pendengar musik secara umum. Nuansa di album ini sejujurnya mengingatkanku dengan mini album The Unraveling. Jika anda penggemar diru era DUM SPIRO SPERO, dijamin anda mungkin merasa tidak menyukai album ini. Eksperimen mereka dalam menggabungkan nuansa lama dan baru mereka di album ini berjalan baik. Kita tunggu saja seperti apa rilisan baru dari diru berikutnya, apakah akan mengikuti jalur dari ARCHE ataukah akan ada nuansa baru lagi yang dihadirkan oleh diru ?


Note : Maaf, kalau ada kata-kata yang kurang berkenan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] the GazettE - BEAUTIFUL DEFORMITY

9GOATS BLACK OUT Disband