Yakuza dan Eksistensinya di Jepang

Yakuza ... 

Ya, jika menyangkut soal geng-geng di dunia hitam, nama Yakuza menjadi salah satu yang paling dikenal tak hanya di Jepang saja namun juga seluruh dunia. Nama Yakuza tak digunakan dengan sembarangan karena mereka merupakan organisasi yang terorganisir dan pekerjaan mereka yang banyak bergulat di dunia hitam jelas bukanlah hal yang bisa dijadikan ajang pamer (Resikonya tertangkap polisi).

Pasti sudah banyak artikel mengenai Yakuza beredar tapi karena sudah lama vakum dari blog, jadi saya akan menyajikan cerita mengenai Yakuza dan eksistensi mereka di negara asal mereka, Jepang.


1. Sejarah Yakuza

Kalau bicara sesuatu yang kadung terkenal seperti ini, jelaslah kita akan menelusuri kembali tentang sejarah mereka. 

Yakuza, dikenal juga dengan gokudo, sudah ada sejak abad 17, tepatnya tahun 1612. Saat itu Shogun Tokugawa yang berkuasa dan menyingkirkan Shogun Kasai sebelumnya. Diperkirakan akibar hal itu, 500 ribu samurai yang dikenal sebagai pelayan shogun (hattomo-yakko), menjadi kehilangan tuan. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai kaum ronin.

Gaya hidup kaum ronin ini sedikit urak-urakan, dan seringkali berkeliaran membawa pedang mereka. Mereka dikenal sebagai Kabuki-mono. Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono ini, desa-desa kecil di Jepang membentuk satuan petugas desa yang disebut machi-yokko. Mereka bertugas menangkapi para Kabuki-mono. Walaupun mereka hanya terdiri dari orang-orang yang tak terlatih seperti pedagang dan orang biasa, mereka mampu menjalankan tugas mereka sebagai penjaga desa. Para machi-yokko ini dianggap pahlawan. 

Tapi, masalah tak berhenti disitu saja. Para machi-yokko yang dianggap pahlawan ini, lama kelamaan malah menjadi preman. Hal ini diperparah oleh Shogun yang memelihara mereka. Sejak saat itu, para amchi-yokko ini terbagi lagi jadi dua kelompok, yaitu kaum bakuto (penjudi) dan Tekiya(pedagang). Bila kaum Bakuto sudah jelas-jelas adalah penjudi, maka kelompok Tekiya ini cenderung lebih mirip preman, dimana mereka memeras dan menipu sesama pedagang. Meski begitu, mereka punya sistem kekerabatan yang kuat diantara mereka. Hal ini terlihat pula sampai sekarang di organisasi Yakuza.

Nah, kelompok Bakuto ini kemudian menjadi sorotan selanjutnya. Kelompok ini awalnya disewa Shogun untuk berjudi melawan para pekerja konstruksi dan irigasi. Tujuan mereka menunjukkan seberapa pelitnya mereka : untuk menguras gaji para pekerja tersebut sehingga mereka kemudian bisa disewa dengan harga murah. Jenis permainan judi yang mereka mainkan menggunakan kartu hanafuda dengan cara bermain yang mirip permainan black jack. Tiga kartu dibagikan kepada setiap pemain, kemudian angka kartu tersebut dijumlahkan. Angka terakhir diambil untuk menentukan pemenangnya. Nah, ada sebuah konfigurasi yang unik dari kartu tersebut, yaitu 8-9-3. Angka-angka ini dalam bahasa Jepang dibaca Ya-Ku-Za dan kemudian menjadi asal usul nama Yakuza.

Bila diurutkan secara mudahnya seperti ini :

Pelayan Tuan (Hattomo-yakko) ----> (pergantian kekuasaan, tak bertuan) ----> Ronin
Ronin ---> Kabuki-mono (Kabuki-mono kemudian berhasil diatasi oleh machi-yokko)
Machi-yokko ---> Tekiya dan Bakuto ---> Yakuza

Para Bakuto dan Tekiya ini menjadi identitas Yakuza. Yakuza direkrut oleh pemerintah Jepang yang saat itu getol-getolnya dengan semangat nasionalisme mereka. Mereka mengirim Yakuza ke Manchuria dan China di tahun 1930, untuk merebut hak tanah dan memperoleh hak monopoli tanah sebagai imbalan. Peruntungan Yakuza berubah selama perang dunia 2, dimana militer saat itu menjadi kelompok utama. Mereka diberi 2 pilihan : bergabung dengan birokrasi pemerintah dan menjadi tentara atau masuk penjara. Pamor yakuza menurun para periode ini.

Setelah perang dunia 2 berakhir dengan kekalahan Jepang, Yakuza mulai kembali menunjukkan diri. Namun mereka masih terpisah-pisah diawalnya, sampai seseorang berhasil mempersatukan meeka. Ia adalah Yoshio Kodame, seorang eks militer. Yoshio mempersatukan 2 fraksi besar Yakuza di masa itu, yaitu Yamaguchi-gumi dan Tosei-Kai. Yakuza bertambah besar dan pada rentang waktu 1958 - 1963, jumlah anggota Yakuza mencapai 184.000 orang yang mana melebihi jumlah anggota angkatan darat Jepang saat itu.

2. Anggota Yakuza

Catat ini baik-baik : Mereka organisasi besar. Tak peduli itu didunia hitam atau tidak, jumlah anggota sekitar 102.000 adalah jumlah yang sangat banyak untuk sebuah organisasi.  Bos besar disebut Oyabun, dan anggota mereka memutus tali kekeluargaan mereka dan memberikan loyalitas penuh kepada Oyabun mereka. Dalam Yakuza-pun tetap ada unsur respect (saling hormat), dengan adanya hubungan model tradisonal Jepang Senpai-Kohai (Senior - Junior). Kebanyakan anggota Yakuza adalah masyarakat dengan ekonomi ke bawah dan beberapa etnik Korea.

Dari segi struktur organisasi, kelompok ini tergolong kompleks. Bos besar, disebut kumicho, otomatis menjabat sebagai saiko-komon (senior advisor) dan so-honbucho (headquarter chief). Rantai berikutnya adalah Wakagashira, yang merupakan pemimpin dari sekelompok geng dalam skala regional. Pemimpin satu geng dinamakan Shateigashira.

Hubungan tiap anggota diurutkan melalui hierarki Sakazuki (tradisi berbagi sake). Kumicho mengendalikan Saiko-komon, Saiko-komon mengendalikan bawahannya, dan seterusnya.

Melalui Sakazuki ini, mereka membangun hubungan kepada anggotanya. Bagi yang tidak ikut berbagi sake, mereka digolongkan sebagai anggota junior (Kohai). Bagaimanapun, para Kohai dapat bertindak sebagai oyabun dalam menyajikan Sakazuki kepada anggota baru yang menjadi afiliasinya dan menjadi organisasi tingkat bawah Yakuza.


3. Tradisi Yakuza

Ada 2 tradisi yang begitu terasa, yaitu Yubitsume (potong kuku) dan Irezumi (tato tubuh). Yubitsume dilakukan dengan cara memotong ruas atas jari kelingking mereka. Tiga jari bagian bawah juga dipotong dan itu membuat pemilik pedang menjadi tidak bisa memegang pedang mereka dengan baik. Ini sebagai hukuman jika mereka melakukan kesalahan atau tidak setia terhadap perintah oyabun (agak ngeri membahas hal ini). Kemudian ada irezumi atau tato tubuh. Seluruh bagian tubuh di tato termasuk organ kemaluan. Tato sendiri masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu memasukkan tinta langsung ke dalam bagian tubuh melalui lubang yang ditimbulkan menggunakan bambu yang ujungnya ditajamkan atau baja. Hal ini membutuhkan biaya mahal dan jelas saja menimbulkan rasa sakit bertahun-tahun.

File:Beato, Felice (1834 – 1907) - Tattooed japanese men - ca. 1870.jpg
Irezumi (tato tubuh di tahun 1870an)


4. Bisnis Yakuza

Bisnis yang mereka jalankan seperti halnya para kelompok kriminal lainnya :
  • Penyelundupan Senjata
  • Prostitusi
  • Perdagangan Narkoba (Amphetamine, ice, narkoba, dll)
  • Pachinko (Judi)
  • Pemerasan 
Meski begitu, mereka hanya menyasar kelompok pengusaha maupun politisi dan tidak mengganggu masyarakat umum. Mereka tak takut berbisnis hingga keluar negeri. Berikut beberapa catatan mereka yang kutemukan di beberapa sumber :
  • Perdagangan manusia di Filipina. Dengan dalih sebagai perantara keberangkatan menuju Jepang, mereka menjebak para gadis yang umumnya dari desa dan membuat para gadis itu terlibat dalam bisnis prostitusi. (tak diketahui apakah ini masih berjalan sampai sekarang)
  • 1980,  kerjasama dengan sebuah family-mafia di Italia yang bergerak dibidang pornografi dan prostitusi.
  • 1990an, Bisnis pencucian uang. Dalam operasinya mereka membeli aset di Amerika dan saudara presiden George H.W Bush, Prescott Bush ikut terlibat dalam hal tersebut.
  • Di Jepang sendiri, mereka memiliki banyak anak perusahaan. Mereka kerap kali membeli aset properti dengan harga miring dan dijual dengan harga tinggi. Perkantoran ataupun apartemen yang dimiliki Yakuza biasanya tak memiliki tetangga. Anak perusahaan ini juga kerap mendapat pinjaman kredit hingga miliaran dolar dan kemudian dialirkan ke induk organisasi Yakuza sehingga membuat banyak bank merugi. 
Meski begitu, saat ini terdapat UU anti Yakuza yang membatasi kegiatan Yakuza sehingga mereka tak bisa lagi menjalankan bisnis dengan sewenang-wenang. Beberapa rekening bank yang dimiliki beberapa anggota ataupun kelompok Yakuza juga sudah dibekukan.

5. Aktivitas Kemanusiaan

Meskipun mereka adalah organisasi dunia hitam dengan segala macam kegiatan buruk mereka, masih ada sisi baik yang mereka tunjukkan. Salah satunya saat mereka membantu korban gempa bumi di Kobe, bahkan menyediakan jasa untuk melayani korban (salah satunya adalah penggunaan helikopter). Hal ini kontras dengan pergerakan lamban pemerintah setempat. Kemudian saat terjadi Tsunami dan gempa bumi Tohoku tahun 2011, mereka juga jadi salah satu garda terdepan membantu korban. Yakuza mengirim ratusan truk berisi kebutuhan sehari-hari untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami. Walaupun terkenal sebagai organisasi dengan metode yang kejam dan banyak terlibat bisnis ilegal, mereka memiliki code of honor (ninkyo) dimana mereka harus menghargai rasa keadilan dan pekerjaan diatas segalanya, dan juga membantu orang lain yang kesulitan.


Sekian dulu, artikel kali ini. Kalau ada salah dalam penulisan maupun fakta yang disajikan, mohon dikoreksi ya, hihihi. Sampai jumpa di artikel berikutnya.



Sumber : wikipedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] the GazettE - BEAUTIFUL DEFORMITY

9GOATS BLACK OUT Disband

[Review] DIR EN GREY - ARCHE